Protes terencana terhadap kekerasan polisi di Paris telah dilarang oleh departemen kepolisian kota, dengan alasan risiko terhadap ketertiban umum dan ketegangan dalam iklim saat ini. Keputusan itu diambil setelah Prancis mengalami kerusuhan yang dipicu oleh pembunuhan seorang remaja di pinggiran ibu kota Prancis. Demonstrasi ini diorganisir oleh keluarga Adama Traore, seorang Prancis Hitam yang meninggal dalam tahanan polisi. Bertujuan untuk memprotes dugaan kekerasan polisi dan diskriminasi rasial.
Otoritas Melarang Aksi Protes
Awalnya direncanakan sebagai pawai di Beaumont-sur-Oise, tempat Traore meninggal pada tahun 2016. Protes tersebut telah dilarang oleh otoritas lokal karena meningkatnya risiko terhadap ketertiban dan keamanan publik. Akibatnya, keluarga tersebut malah mengadakan pertemuan di pusat kota Paris. Pemimpin sayap kiri, termasuk Mathilde Panot, ketua kelompok parlemen LFI, telah menyatakan dukungan dan niat mereka untuk bergabung dalam pertemuan tersebut.
Masih belum pasti apakah penyelenggara akan menentang larangan baru yang diberlakukan oleh otoritas Paris. Sementara itu, demonstrasi lebih lanjut menentang pembunuhan Nahel. Remaja yang terlibat dalam penembakan polisi baru-baru ini. Direncanakan di beberapa kota besar Prancis, termasuk Marseille dan Strasbourg.
Petugas polisi yang terlibat dalam penembakan itu telah ditempatkan di bawah penyelidikan formal untuk pembunuhan sukarela. Menurut pengacaranya, petugas tersebut mengaku telah membidik kaki pengemudi namun terbentur saat mobil melaju. Menyebabkan dia menembak ke arah dada remaja tersebut secara tidak sengaja.
Menanggapi protes dan tuduhan diskriminasi rasial, kementerian luar negeri Prancis membantah klaim Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Rasial (CERD). Komite telah mendesak Prancis untuk mengatasi penyebab struktural dan sistemik dari diskriminasi rasial, khususnya dalam penegakan hukum. Kementerian luar negeri menyatakan bahwa tuduhan rasisme sistemik atau diskriminasi oleh penegak hukum di Prancis tidak berdasar, menggemakan pernyataan sebelumnya tentang masalah tersebut.
Larangan protes telah memicu perdebatan lebih lanjut dan menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan berekspresi dan masalah kekerasan polisi dan diskriminasi rasial yang sedang berlangsung di Prancis. Saat ketegangan berlanjut, masih harus dilihat bagaimana situasi akan berkembang dan apakah jalan alternatif untuk mengatasi masalah ini akan dilakukan.