Dunia berduka atas kehilangan penyanyi Amerika kelahiran Hong Kong Coco Lee, yang meninggal secara tragis pada usia 48 tahun. Dalam pernyataan tulus yang diposting di Instagram dan Facebook, saudara perempuan Lee, Carol dan Nancy Lee, mengkonfirmasi kematiannya. Mengungkapkan bahwa kematiannya adalah hasil dari percobaan bunuh diri yang membuatnya koma.
Meskipun mencari bantuan profesional dan melawan depresi, setan batin Lee akhirnya mengalahkannya. Pada tanggal 2 Juli, dia secara tragis mengambil nyawanya sendiri di rumah dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Terlepas dari upaya penuh dedikasi dari tim rumah sakit untuk menghidupkan kembali dan merawatnya, dia meninggal karena luka-lukanya pada 5 Juli 2023.
Karier Lee yang termasyhur berlangsung hampir tiga dekade, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di industri musik. Dia terutama dikenang karena membawakan lagu berbahasa Mandarin dari karakter ikonik Disney Mulan dalam film “Mulan”. Juga penampilannya yang luar biasa membawakan lagu nominasi Oscar “A Love Before Time” dari “Crouching Tiger, Hidden Dragon.”
Kehidupan Coco Lee
Lahir di Hong Kong pada tahun 1975, Lee adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Lahir dari ibu Kanton Hong Kong dan ayah Malaysia. Popularitasnya melonjak di China dan Taiwan selama akhir 1990-an dan awal 2000-an, membuatnya mendapatkan pengikut yang berdedikasi dan pengakuan luas. Berita kematiannya menimbulkan curahan kesedihan, dengan upeti membanjiri platform media sosial dan liputan berita yang luas di Taiwan.
Salah satu tagar yang paling banyak dibaca terkait dengan kematiannya mengumpulkan 200 juta bacaan yang mengejutkan di situs microblogging Weibo China, yang dikenal sebagai sosial media yang setara dengan Twitter. Penggemar yang tak terhitung jumlahnya mengungkapkan kesedihan mendalam mereka, mengenang nyanyian Lee yang indah, tawa yang menular, dan senyum menawan.
Perjalanan hidup Lee ditandai dengan kesulitan pribadi. Ayahnya meninggal sebelum kelahirannya, dan pada usia sembilan tahun, ibunya memindahkan Lee dan saudara perempuannya ke Amerika Serikat, menetap di San Francisco. Terlepas dari tantangan ini, bakat dan tekad Lee mendorongnya maju. Pada tahun 1992, setelah menyelesaikan SMA, dia ditawari kontrak rekaman di Hong Kong dengan Capital Artist. Ini membuatnya menunda studinya di University of California, Irvine, untuk mengejar karir musiknya dengan sepenuh hati.
Pada tahun 1996, Lee menandatangani kontrak dengan Sony Music Entertainment, dan album debutnya, “Coco Lee”, menjadi album terlaris tahun ini di Asia. Bakatnya yang luar biasa dengan cepat memikat penonton baik di Asia maupun Amerika Serikat, membuka pintu untuk kolaborasi dan perilisan berbahasa Inggris.
Sepanjang karirnya, Lee merekam 18 album studio dan memamerkan kehebatan aktingnya dalam tiga film. Terutama “Master of Everything” karya Lee Xin dan “No Tobacco” karya Stanley Kwan.
Pada tahun 2011, Lee menikah dengan Bruce Rockowitz, seorang pengusaha Kanada dan mantan CEO perusahaan rantai pasokan Hong Kong Li & Fung. Dia meninggalkan suaminya yang pengasih, dua putri tiri, dan saudara perempuannya yang setia.
Beristirahat dengan Tenang
Warisan Coco Lee sebagai penyanyi, aktris, dan ikon budaya yang sangat berbakat akan selamanya dihargai. Suaranya yang kuat, energi yang menular, dan semangat yang tak tergoyahkan akan terus menggema di kalangan penggemar di seluruh dunia. Saat kita mengingat kontribusinya yang luar biasa pada dunia musik dan hiburan, mari kita juga meningkatkan kesadaran tentang tantangan kesehatan mental dan berusaha untuk mendukung mereka yang membutuhkan. Semoga Coco Lee beristirahat dalam kedamaian abadi.